Penulis : Aditya Pratama
|
Editor : Aditya Pratama

Ketahui hukum tajwid imalah Surat Hud ayat 41 dan artinya berikut ini. Hud merupakan surat ke-11 di dalam kitab suci Alquran. 

Surat Hud memiliki arti “Nabi Hud Alaihissallam” dan terdiri dari 123 ayat. Kemudian termasuk golongan surat Makkiyyah atau turun di Kota Makkah, Arab Saudi.

Sementara imalah adalah bacaan yang mendekatkan suara fathah ke arah suara kasrah. Bacaan imalah dalam Surat Hud Ayat 41 terdapat pada lafadz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.

Bacaan tersebut lengkapnya adalah:

وَقَالَ ٱرۡڪَبُواْ فِيہَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡر۪ٮٰهَا وَمُرۡسَٮٰهَآۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Arab latin: Wa qoolar kabuu fiihaa bismillahi majreehaa wa mursaahaa, inna robbiy laghofuurur rohiim.

Follow Wa Basmalah Gralind di WhatsApp

Follow Wa Raden Rakha via Whatsapp

Artinya: “Dan Nuh berkata: Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Hud (11): 41) 

Hukum Tajwid Imalah Surat Hud Ayat 41 

Bismillahi majreeha wa mursaha dibaca imalah. Sangat jarang huruf dalam bahasa Arab yang menggunakan kata vokal “E” dalam pengucapannya. Akan tetapi dalam hal ini, utamanya Surat Hud Ayat 41, kata مَجۡر۪ٮٰهَا dibaca dengan Majreeha.

Pengucapan Majreeha seperti pada kata ekonomi, bukan semisal huruf e pada elite atau empedu. Dalam ilmu tajwid, pengucapan ini disebut dengan imalah, yang arti secara bahasa yaitu condong atau miring.

Sedangkan secara istilah, imalah yaitu mencondongkan bacaan harakat fathah pada harakat kasrah sekira dua pertiganya.

Pada mushaf usmani, biasanya bacaan ini diberi tanda dengan tulisan kecil إِمَالَةٌ pada atas kalimat, atau berupa tanda kotak wajib berongga maupun tertutup. Sebab, dibaca مَجْر۪ىٰهَا imalah / majreeha.

Alasan lafadz “مَجْر۪ىٰهَا”dibaca ilamah (majreeha) salah satunya berfungsi untuk pembedaan antara lafadz “مَجْر۪ىٰهَا”yang mempunyai arti berjalan pada wilayah darat dengan lafadz “مَجْر۪ىٰهَا”yang memiliki arti berjalan di laut.

Pada salah satu kamus bahasa Arab juga didapatkan keterangan tentang lafadz “ مَجْر۪ىٰهَا ” berasal dari lafadz “ ﺟَﺮٰﻯ ” yang mempunyai arti berjalan atau mengalir.

Keterangan yang lain disebutkan bahwa lafadz tersebut dapat digunakan dalam arti berjalan di atas daratan maupun berjalan di atas lautan (berlayar), akan tetapi kecenderungan perjalanan di permukaan laut (melakukan berlayar) tidak stabil seperti halnya di daratan (adanya ombak angin).

Terkadang diterjang ombak kecil dan besar atau terempas angin, sehingga sangat tepat kata “ مَجْر۪ىٰهَا ” tersebut dibaca dengan condong/imalah. 

Bismillahi Majreeha wa Mursaha Doa Apa? 

Ada yang mengatakan bahwa bacaan tersebut merupakan doa saat berkendara, terutama kendaraan laut. Akan tetapi, ada yang mengatakan doa tersebut berasal dari hadits palsu. Dari perawi ada yang dinyatakan sebagai pendusta.

Ibnu Katsir menjelaskan tentang maksud dari ayat ini bahwa hendaknya membaca Bismillah ketika akan berlayar dan membaca Bismillah saat berlabuh.

Maksudnya di sini bukan membaca secara utuh penggalan ayat “Bismillahi majreeha wa mursaha” secara utuh sebagai doa berkendara kendaraan laut (misalnya kapal, sampan, tongkang, feri, jetboat, maupun yang lain).

Adapun doa melakukan perjalanan yang termuat dalam hadits adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ . وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Subhaanalladzi sakhkhoro lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa innaa ila robbinaa lamunqolibuun.

“Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Doa dimaksud berasal dari hadits riwayat Abu Dawud: 3/34, At-Tirmidzi: 5/501, dan lihat Shahih At- Tirmidzi: 3/156.

Demikian penjelasan mengenai hukum tajwid imalah Surat Hud Ayat 41 dan artinya. Allahu a’lam