Penulis : Aditya Pratama
|
Editor : Aditya Pratama
Doa Terhindar dari Penyakit Ain

Doa terhindar dari penyakit ain bisa disimak di sini. Penyakit ain biasanya terjadi akibat pujian yang berlebihan atau adanya pandangan jahat. Orang yang dipandang ini pun bisa jatuh sakit, mendapat musibah, hingga meninggal dunia.

Meski sebagian orang tidak percaya, faktanya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam pernah menyatakan kebenaran penyakit ain dalam sebuah hadits, “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa.” (HR Muslim)

Dilansir nu.or.id, pandangan mata ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, terutama pada anak-anak.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Hasan dan Husein saat masih anak-anak agar terlindungi dari gangguan setan dan pandangan mata jahat yang penuh kedengkian.

Di samping pandangan jahat, pandangan takjub dan senang meluap-luap tanpa dibarengi dzikrullah juga dapat membawa pengaruh negatif terhadap objeknya.

Pernah dikisahkan sebanyak 70.000 penduduk meninggal dunia seketika setelah salah seorang nabi di masa dahulu yang melewati negeri mereka memandang takjub akan padat penduduk dan makmurnya mereka. 

Follow Berita Mapbussidterbaru di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Mapbussidterbaru.com via Whatsapp

Maka itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengajarkan doa sebagai berikut untuk melindungi anak-anak dari semua pengaruh penyakit ain tersebut.

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ

Latin: A’udzuka bikalimatillahit tammati min kulli syaithanin, wa hammatin, wa min kulii ‘ainin lammah. Allahumma barik fihi, wa la tadhurrah.

Artinya: “Aku menyerahkan perlindunganmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.” (HR Bukhari nomor 3371)