Penulis : Aditya Pratama
|
Editor : Aditya Pratama

Tentara turun ke jalan di beberapa kota di Ekuador ketika negara tersebut dilanda kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ratusan tentara, termasuk tank, berpatroli di jalan-jalan Guayaquil dan ibu kota Quito.

Di seluruh negeri, sekolah-sekolah tetap tutup dan pembelajaran dilakukan secara online.

Di dalam tempat usaha yang masih buka di Guayaquil, penjaga keamanan swasta yang gelisah menutup pintunya, hanya memperbolehkan orang masuk dengan hati-hati.

Seperti diketahui, orang-orang bersenjata bertopeng menyerbu sebuah studio TV publik saat siaran langsung di kota Guayaquil dan bom diledakkan di seluruh Ekuador pada Selasa (9/1/2024).

Lebih dari 130 staf penjara disandera oleh narapidana di lima penjara.

Follow Berita Mapbussidterbaru di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Mapbussidterbaru.com via Whatsapp

Keadaan darurat selama 60 hari dimulai pada Senin (8/1/2024)setelah seorang bos gangster terkenal menghilang dari sel penjaranya.

Tidak jelas apakah serangan terhadap studio TV di kota terbesar di Ekuador itu terkait dengan hilangnya bos geng Choneros, Adolfo Macías Villamar, atau Fito, begitu ia lebih dikenal.

Presiden Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat sebagai respons terhadap gelombang kerusuhan dan pelarian penjara baru-baru ini serta tindakan kekerasan lainnya yang oleh pihak berwenang dianggap dilakukan oleh geng kriminal.

Dia memerintahkan agar geng kriminal “dinetralisir” dan mengatakan bahwa “konflik bersenjata internal” terjadi di dalam negeri.

Pemerintah mengatakan kekerasan tersebut merupakan reaksi terhadap rencana Presiden Noboa untuk membangun penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng.

Presiden mengatakan pada Rabu (10/1/2024) bahwa Ekuador akan mulai mendeportasi tahanan asing, terutama warga Kolombia, untuk mengurangi jumlah narapidana.

Esteban Torres Cobo, wakil menteri di pemerintahan Presiden Noboa, mengatakan perang terhadap geng bersenjata dapat mengakibatkan banyak kematian dan korban jiwa.

“Ini akan menjadi pertumpahan darah namun ini adalah perubahan yang kita perlukan untuk memiliki masa depan yang lebih baik. Kita tidak bisa menunda keputusan ini selama bertahun-tahun, kita harus mengambil keputusan sekarang,” katanya kepada program Newshour BBC.

Dia mengatakan para pemimpin geng meminta mediasi tetapi pemerintah tidak akan bernegosiasi dengan siapa pun.