JENIS-jenis zakat dan cara membayarnya. Mungkin masih banyak orang yang masih belum mengetahui macam-macam zakat. Ternyata tidak hanya zakat fitrah dan maal, masih ada yang lain.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis zakat dan cara membayarnya, sebagaimana dilansir zakat.or.id:
1. Zakat fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim menjelang hari raya Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besaran zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di wilayah bersangkutan seperti beras, gandum, dan sejenisnya.
2. Zakat maal (harta)
Berbeda dengan zakat fitrah, zakat maal merupakan zakat harta yang wajib dikeluarkan seorang Muslim sesuai nisab dan haulnya. Waktu pengeluaran zakat maal tidak dibatasi, jadi bisa dikeluarkan sepanjang tahun ketika syarat zakat terpenuhi. Tidak seperti zakat fitrah yang hanya dikeluarkan ketika bulan Ramadhan.
Follow Berita Mapbussidterbaru di Google News
Ikuti terus berita terhangat dari Mapbussidterbaru.com via WhatsappZakat maal yang akhirnya melahirkan banyak jenis zakat, di antaranya zakat penghasilan, perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, obligasi, tabungan, emas dan perak, serta lainnya. Masing-masing jenis zakat memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
3. Zakat penghasilan
Jika mempunyai penghasilan per bulannya, sebaiknya mulai memikirkan berapa banyak zakat penghasilan. Zakat penghasilan merupakan zakat yang perlu dikeluarkan setiap mendapat penghasilan yang berupa harta atau uang.
Sama dengan zakat maal yang memiliki jangka waktu satu tahun, zakat penghasilan juga bisa dikeluarkan per bulan dengan cara dicicil dan dengan perhitungan yang berbeda.
4. Zakat pertanian
Zakat pertanian tentunya identik dengan hasil pertanian. Berbeda dengan zakat penghasilan, zakat pertanian merupakan zakat yang dikeluarkan seorang petani atau sebuah perusahaan pertanian sesuai dengan cara mengolah pertanian tersebut.
5. Zakat perniagaan
Zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta niaga. Sedangkan harta niaga adalah harta atau aset yang diperjualbelikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian maka dalam harta niaga harus ada dua motivasi:
– Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan)
– Motivasi mendapatkan keuntungan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al Baqarah: 267)
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ كَانَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُخْرِجَ الصَّدَقَةَ مِنَ الَّذِي نُعِدُّ لِلْبَيْعِ
Artinya: “Dari Samurah bin Jundub, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salla memerintahkan kami untuk mengeluarkan sedekah (zakat) dari barang yang kami sediakan untuk perniagaan.” (HR Abu Dawud nomor 1587, Baihaqi 4/141–147)
Azas Pendekatan Zakat Perniagaan:
– Nisabnya 85 gram emas dan kadar zakatnya 2,5 persen.
– Acuan perhitungan yang digunak annual report basis.
– Komoditas yang diperdagangkan halal.
– Diperhitungkan “before tax”.
– Usaha tersebut telah berjalan selama 1 tahun hijriah.
– Kadar yang dikeluarkan adalah 2,5 persen.
– Jika tidak memungkinkan membayar zakat dalam bentuk uang, maka dapat menggantinya dengan materi lain yang bernilai dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain.
– Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
Perhitungan Zakat:
– (Modal diputar + keuntungan + piutang) – (utang Jatuh tempo) x 2,5 persen = Zakat
6. Zakat hasil ternak
Dalil yang menunjukkan adanya kewajiban zakat binatang ternak adalah hadits Nabi Shallallahu alaihi wassallam riwayat Al-Bukhari dari Abi Zar, sebagai berikut:
مامن رجل تكون له ابل أوبقرأوغنم لا يؤ دّى حقّهاإلاّأوتي بهايوم القيامة اعظم ماتكون وأسمنه تطؤه بأخفافهاتنطحه بقرونها كلمّاجازت أخراهاردّت عليه اولاهاحتّى يقض بين النّاس
(HR Bukhari)
Dari hadits tersebut, jumhur ulama sepakat bahwa hewan yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah unta, sapi, kerbau dan kambing (dan sejenisnya).
Ketentuan Zakat Hasil Ternak:
– Harta (hewan ternak) yang akan dizakati adalah 100 persen milik sendiri, bukan hasil utang atau ada hak orang lain di dalamnya.
– Mencapai haul. Hewan ternak baru boleh dibayar zakatnya jika masa kepemilikan sudah mencapai haul (satu tahun).
– Dirawat dan digembalakan. Maksudnya sengaja diurus sepanjang tahun untuk memperoleh susu, daging, dan hasil pengembangbiakannya.
– Hewan tidak dipakai untuk membajak sawah, mengangkut barang, atau menarik gerobak. Ketentuan ini tertuang dalam sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang artinya: “Tidaklah ada zakat untuk sapi yang digunakan bekerja.” (HR Abu Dawud dan Daruqutni)
Nishab dan Kadar:
– Kambing, Biri-Biri dan Domba
a. Nisab 40–120 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat 1 ekor umur 1 tahun
b. Nisab 121–200 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat 2 ekor
Selanjutnya tiap tambahan 100 ekor, kadar zakatnya tambah 1 ekor umur 1 tahun.
– Sapi dan Kerbau
a. Nisab 30 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 1 tahun
b. Nisab 40 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 2 tahun
Selanjutnya setiap bertambah 30 ekor zakatnya bertambah 1 ekor umur 1 tahun dan setiap bertambah 40 ekor, zakatnya tambah 1 ekor umur 2 tahun.
Sedangkan ternak lainnya seperti ayam, bebek, burung, ikan, dan lainnya tidak ditetapkan berdasarkan jumlah (ekor) namun skala usaha.
Wallaahu a’lam bisshawab.